Sajak-Sajak Sesak

by - Januari 08, 2019


Hujan turun di Januari ke tujuh,
bersama doa yang dirapal ke langit,
Rupanya jejak kaki kita baru bertemu lagi hari ini,
setelah beribu purnama terlewati.

Kau tahu,
Sebenarnya aku benci saat-saat seperti itu,
Saat aku harus menjadi orang lain untuk mencintaimu secara diam-diam,
Berusaha membangun benteng agar tak sampai gila di saat mengingatmu,

Aku juga benci harus menafsir puisimu yang rumit,
Sulit sekali harus menebak-nebak isi kepala seorang penyair sepertimu,
Aku jatuh berkali-kali sebelum kata terakhir hendak dibaca,

Kau di timur,
Aku di barat,
Kita seperti kapal-kapal yang mengarung pada kedalaman samudera yang berbeda,
Dan pada  akhirnya berhenti pada dermaga yang sama.

Aku, kamu,
berhasil menebar cinta di tanah harapan,
Namun cinta kita sendiri hanya menepuk-nepuk udara.

Yogyakarta, 07-01-2019
-Nabila El Fatikha-




You May Also Like

1 komentar

  1. Wih.... Keren nih.. Boleh juga.. Bisa lah aku beljar puisi dg mu..😂😂

    BalasHapus